Search

Rabu, 04 Februari 2009

Mahluk itu bernama " Udara"

Di sebuah pesantren, seorang ustad bertanya kepada santri-santrinya di hadapannya. "Menurutmu, mahluk apa di dunia ini yang paling berkhidmat pada manusia?".

Para santri tampak berpikir keras. Ada yang tatapannya menyapu seisi ruangan, seolah mencari sesuatu. Ada yang bisik-bisik dengan teman disebelahnya. Dan ada yang tetap diam. "Air, Pak Ustad!" jawab seorang santri tiba-tiba.

"Kamu benar!" ucap sang ustad menyambut jawaban seorang santrinya. "Air memang menyediakan kehidupan. Tapi, tidakkah kamu perhatikan, air cuma mengairi manusia-manusia di sekitar aliran sungai atau sumber air. Manusialah yang harus menjemput air. Bukan sebaliknya!" tanggap sang ustad begitu lugas. Beberapa saat, suasana kelas hening.

"Cahaya, ustad!" ucap seorang santri yang lain. "Kenapa cahaya?" tanya sang ustad memancing. "Karena cahayalah kita bisa melihat. Bayangkan jika tanpa cahaya. Dunia akan gelap!" jelas si santri begitu mantap.

"Kamu juga benar!" jawab Sang Ustad. "Tapi, tidakkah kamu perhatikan kalau saat istirahat manusia tak butuh cahaya. Ada saatnya cahaya bisa menemani. Ada saatnya tidak," ungkap Sang Ustad kian membuat suasana kelas lebih serius.

"Bagaimana? Ada yang ingin berpendapat?" tanya Sang Ustad memecah keheningan kelas yang mulai agak lama. Tapi, yang ditunggu tak juga muncul. Santri-santri tampak bingung. Tiba-tiba, ada seorang santri mengacungkan jari. "Udara, ustad!" ucapnya begitu yakin.

"Ya, saya lebih setuju pendapat itu!" ucap Sang Ustad memberikan respon positif. "Kenapa, tad?" tanya para santri hampir bersamaan.

"Menurut saya," ucap sang ustad sambil menatap para santrinya begitu serius. "Udara memberi kebaikan dengan mendatangi manusia. Bukan sebaliknya. Tanpa memamerkan diri, ia akan bersusah payah menyelinap di lubang sekecil jarum sekali pun, demi memenuhi kebutuhan manusia. Udara pula yang selalu menemani manusia, di mana dan kapan pun," jelas sang ustad begitu meyakinkan. Dan para santri pun mengangguk setuju.

**

Dalam peristiwa kehidupan, banyak sebuah hikmah yang dapt kita ambil. Mereka para dermawan dan para pengiat politik berusaha memberi tanpa pamrih/dengan pamrih kepada para konstituennya. Mereka berlomba untuk bisa menjadi yang paling bermanfaat. Berusaha memberi dengan yang terbaik.

Tidak semua yang baik adalah yang terbaik. Bercermin pada tiga makhluk Allah seperti air, cahaya, dan udara mungkin akan menambah nilai kebaikan. Bahwa, produk kebaikan harus mengejar, bukan dikejar. Dan yang menarik, ia selalu bersama dengan yang membutuhkan, walaupun orang tak menganggap keberadaannya.

Kalau saja para dermawan dan pengiat politik memahami peringkat udara, ia pasti tak akan berpuas diri cuma sebagai air atau cahaya. (ReIs)

Read more...

Sponsor

Followers

About Me

Foto saya
tentang Kami, tanyakan pada sahabat, keluarga, atau Anak Kami

My Spirit

My Love To Spirit

  ©Create by ReIsonline.tk.